Dunia Wanita - Sering saya mendapati beberapa ibu melancarkan strategi memotivasi dirinya dengan cara melihat kehebatan ibu yang lainnya. Misalnya begini: “Duh, hebat yah... Si ibu A punya anak 11 tanpa ART tapi bisa lancar semua, bahagia dan sejahtera,” Atau.... “Si ibu B anak 6.... Tanpa ART tapi kayak hepi aja… Ga kelihatan repot malah anak-anaknya juga pinter-pinter.” Dan masih banyak "pernyataan" yg lainnya lagi
Lalu apa itu salah?
Nggak juga sih... Namun apakah betul dengan cara seperti itu diri kita dapat termotivasi? Kalau memang bisa jadi salah satu jalan untuk memotivasi diri sih ga pa pa yaa.., yang repot.. Kalau ujung-ujungnya kita malah kelupaan mensyukuri kekuatan yang sudah kita miliki sekarang, dimana kekuatan itu datang terselip dalam amanah ujian yang sudah terjadi dalam hidup kita.
Lalu apa itu salah?
Nggak juga sih... Namun apakah betul dengan cara seperti itu diri kita dapat termotivasi? Kalau memang bisa jadi salah satu jalan untuk memotivasi diri sih ga pa pa yaa.., yang repot.. Kalau ujung-ujungnya kita malah kelupaan mensyukuri kekuatan yang sudah kita miliki sekarang, dimana kekuatan itu datang terselip dalam amanah ujian yang sudah terjadi dalam hidup kita.
Gak ada kekuatan yang datang dengan gratis pastinya. Dia datang seringkali beriringan dengan ujian.
Jujur saja... menurut saya, cara memotivasi seperti itu kurang efektif lhoo! Mengapa? karena endingnya kita akan terjebak pada sebuah kondisi ibarat sebuah pertandingan kekuatan antar sesama ibu, di samping itu cara memotivasi seperti itu akan memancing rasa kufur nikmat atas karunia kekuatan yang sudah kita terima bersamaan dengan ujian yang bisa jadi tidak mudah juga untuk ukuran kemampuan diri kita masing-masing di hadapan Allah.
Padahal sejatinya para ibu-ibu super dengan anak-anaknya yang super-super sekalipun, Yaah... mereka dapat menjadi seperti itu karena dibantu oleh Allah saja sehingga sanggup menjadi seperti itu. Dan jangan salaaah... Jika saja kita diposisikan sama persis dengan mereka lengkap dengan ujian-ujiannya, mungkin saja Allah memberikan kekuatan yang sama dengan mereka.
So… jangan terlalu menyepelekan diri sendiri plus jangan juga menyepelekan Allah, bersyukur dengan pencapaian kekuatan yang kita miliki sekarang bisa jadi salah satu cara memancing kekuatan kita yang lebih besar lagi nantinya.
Saat kita bersyukur dengan kekuatan yang ada, badan pun akan sangat rileks menjalani tahapan kesulitan yang sedang kita hadapi sekarang, plus kemungkinan untuk naik level kekuatannya pun akan besar. Karena rasa syukur itu pemancing karunia, termasuk karunia kekuatan. Dan sebaliknya saat kita menafikan karunia kekuatan yang ada pada diri kita sekarang, yaa... jangan harap laaah bisa jadi orang yang akan lebih kuat lagi di masa mendatang.
Walau kabar buruknya adalah.... Kekuatan itu satu paket dengan kesulitan sih... hehe, jangan harap bisa jadi orang kuat tanpa pernah mengalami kesulitan, karena kita bukan popeye the sailorman... yang bisa jadi orang kuat cukup dengan menenggak minuman bayam..haha.
So... para Sahabat Ladies, nikmatilah ujian-ujian "imut-imutmu" dengan penuh rasa syukur, jangan sok-sokan dulu mencari masalah baru hanya sekedar berambisi ingin "mengakselerasi" kekuatan menyaingi para ibu-ibu super... karena para si ibu-ibu super itu pun pastinya sudah melewati rentetan ujian yang sangat banyak, di mana semua ujiannya itu dimulai dari lulusnya ujian-ujian kecil terlebih dahulu.
Kelulusan ujian kecil merupakan tiket untuk mengambil ujian yang lebih tinggi lagi levelnya, begitu terus, sehingga akhirnya masuk ke level yang sangat tinggi.
Percaya penuuuuh pada Allah... Dia memberi ujian itu sangat pas porsinya tidak kurang juga tidak lebih, berbeda dengan kita yang sering sok tahu bikin simulasi masalah sendiri... Pastinya ujung-ujungnya sering merepotkan diri kita sendiri.
Rasa syukur itu pemancing karunia
Sahabat Ladies….dengan rasa syukur atas kekuatan kita yang mungkin kita anggap "imut-imut" ini, percaya deh... kita akan jadi sangat all out dengan diri kita, plus kita juga akan dibuat "openmind" dengan kehebatan ibu-ibu super tersebut.
Kecenderungan kita untuk bisa mencontoh pun menjadi lebih besar, berbeda dengan saat kita hanya sibuk membanding-bandingkan diri. Pujian kita hanya mentok pada kekaguman aja, namun kita dibuat "lunglai" saja seolah kita tidak akan punya kemungkinan sama sekali untuk menjadi ibu super juga seperti dirinya suatu saat nanti.
So... Syukuri tiada henti kekuatan yang sudah kita miliki, plus syukuri juga ujian-ujiannya.... Insya allah ... Ini akan memancing kekuatan-kekuatan kita yang lebih besar lagi nantinya. Walau tentu saja kekuatan-kekuatan yang lebih besar itu tidak datang dengan gratis, karena harus satu paket dengan kesulitan.
Ada sebuah quote bagus tentang ini niiih yang saya contek dari Oom Mario Teguh, simak sebagai berikut :
Janganlah membandingkan diri Anda
dengan mereka yang lebih kuat dan lebih beruntung,
karena Anda akan merasa rendah
dan meratapi ketidak-adilan dunia.
Ingatlah, Anda akan juga dibandingkan dengan mereka
yang lebih muda dan kurang beruntung daripada Anda,
tetapi yang berhasil menjadikan diri mereka sendiri hebat,
sejahtera, dan anggun.
Syukurilah apa pun diri Anda sekarang,
lalu tumbuhlah dari situ.
Yukk…Sahabat Ladies, biasakan menumbuhkan rasa syukur dari hal-hal yang kecil termasuk rasa syukur kita terhadap kekuatan yang ada, karena rasa syukur itu pemancing karunia, sehingga dari rasa syukur itulah potensi diri kita akan makin berkembang.
Sumber : ummi-online.com
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
Delete